Pesona Candi Ijo
Long weekend kedua bulan Mei ini keluarga kami bertahan untuk tidak liburan keluar kota demi untuk menstabilkan isi dompet yang sudah terkuras pada long weekend 2 pekan yang lalu yang kami habiskan di Bali.
Namun sebagai keluarga pecinta jalan-jalan meski bokek bukan halangan bagi kami untuk melewatkan hari libur begitu saja, toh liburan tidak selalu identik dengan pemborosan. Bagi kami sebagai traveler kere yang selalu menerapkan prinsip hemat, irit plus pelit hehe... liburan itu bisa memberikan kami kesegaran setelah berhari-hari melewati rutinitas kerja yang membosankan dan menjadi ajang quality time bersama anak-anak. Jadi long weekend ini kami habiskan dengan mengeksplor tempat wisata di Jogja yang belum pernah kami datangi sebelumnya.
Namun sebagai keluarga pecinta jalan-jalan meski bokek bukan halangan bagi kami untuk melewatkan hari libur begitu saja, toh liburan tidak selalu identik dengan pemborosan. Bagi kami sebagai traveler kere yang selalu menerapkan prinsip hemat, irit plus pelit hehe... liburan itu bisa memberikan kami kesegaran setelah berhari-hari melewati rutinitas kerja yang membosankan dan menjadi ajang quality time bersama anak-anak. Jadi long weekend ini kami habiskan dengan mengeksplor tempat wisata di Jogja yang belum pernah kami datangi sebelumnya.
Kali ini kami memilih mengunjungi Candi Ijo di Prambanan Sleman. Sebelumnya saya browsing dulu di internet tentang Candi Ijo di mana yang saya baca dari salah satu portal info wisata, Candi Ijo merupakan candi tertinggi di Jogja, dari sana kita bisa melihat keindahan panorama Jogja dari atas. Di sana pula kita bisa melihat pesawat take off dan landing di Bandara Adisucipto. Wah cocok sekali ini dengan anak-anak saya karena mereka sangat suka dengan pesawat terbang.
Kami berangkat dari rumah jam 08.00 supaya tidak terlalu panas dan terjebak macet di jalan. Jogjakarta ketika musim liburan bisa dipastikan jalanannya macet. Perjalanan dari rumah hingga tujuan kurang lebih 1 jam, itupun karena terkena kemacetan lampu merah yang kami lalui. Kami memilih melewati Berbah hingga tembus Jl. Piyungan-Prambanan untuk menghindari kepadatan Jl. Wonosari. Setelah bertemu SMP 1 Prambanan lalu belok kanan ke arah timur hingga melewati jalanan yang menanjak, berkelok dan terjal. Sungguh sayang jalan menuju Candi Ijo sudah rusak parah, banyak lubang berbatu di sepanjang jalan tersebut. Hal ini tampaknya perlu menjadi PR bagi Pemda Sleman untuk memperbaiki infrastruktur yang ada.
Alhamdulillah setelah melewati medan yang cukup berat, sampai juga kami di Candi Ijo. Ayah lalu memarkir mobil di parkiran yang tersedia.
Subhanallah... begitu turun dari mobil langsung tampak pemandangan hijau yang menghampar di sisi selatan bahkan Gunung Api Purba Nglanggeran pun juga tampak.
Berjalan ke atas menuju pintu gerbang, di loket masuk ternyata kami tidak perlu membeli tiket hanya dipersilahkan untuk mengisi buku tamu saja. Alhamdulillah, cocok
sekali ini untuk dompet emak pelit macam saya ;)

Berjalan ke atas melewati anak tangga langsung tampak 3 buah candi kecil yang berjajar menghadap ke timur dan 1 candi utama (besar) menghadap ke barat. Anggun sekali candi-candi ini batin saya, dan begitu saya membalikkan badan menghadap ke barat langsung wowww... saya benar-benar terkesima melihat panorama yang disuguhkan dihadapan mata saya. Indah sekali Jogjakarta dilihat dari sini. De X anak sulung saya langsung berteriak "lihat itu bandara, ada pesawat yang mau naik", teriaknya kegirangan \(^,^)/
Iya memang jelas sekali tampak Bandara Adisucipto di bawah sana, pas segaris lurus dengan Candi Ijo ini. Konon inilah yang menyebabkan runway Bandara Adisucipto tidak bisa diperpanjang lagi ke timur karena pesawat bisa menabrak Candi Ijo.
Suasana sudah mulai agak panas kami memilih berteduh sambil duduk di serambi candi besar.
De XZ'L tampak excited dengan pemandangan dihadapannya yang bisa memperhatikan pesawat yang hendak take off dan landing di bandara. Semenjak kepulangan kami dari Bali 2 minggu yang lalu dengan pesawat terbang, de X semakin tergila-gila dengan pesawat terbang, setiap hari yang dibicarakan dan digambar hanya pesawat, pesawat dan pesawat. Saya dan ayahnya sampai bosan mendengarnya.
![]() |
candi utama menghadap ke barat |
![]() |
3 candi kecil menghadap ke timur |
Siang itu pengunjung Candi Ijo lebih banyak anak sekolahan dan mahasiswa daripada rombongan keluarga, kebanyakan dari mereka juga menggunakan sepeda motor ini terlihat dari jumlah motor yang terparkir lebih banyak daripada mobil. Mengingat medannya memang lebih enak kalo naik motor. Bahkan ada satu rombongan yang menggunkana bus kecil, sepertinya mereka mahasiswa yang sedang studi lapangan.
Candi Ijo merupakan salah satu candi Hindu yang ada di Jogja, ini tampak dari bentuk bangunannya di atas pintu masuk terdapat kala makara. Di dalam candi utama (besar) terdapat lingga yoni yang merupakan bentuk penyembahan terhadap Dewa Siwa. Sedangkan di dalam salah satu candi kecil terdapat patung lembu. Di teras bawah candi utama masih banyak bongkahan batu-batu yang kemungkinan besar adalah bekas candi, tapi sudah ada 1 candi yang berdiri meskipun bentuknya belum rapi. Tampaknya bekas reruntuhan candi tersebut sedang di ekskavasi.

Betah sekali kami duduk di sana hingga rasanya enggan untuk beranjak pulang jika tidak mengingat perut kami yang sudah mulai kelaparan, ternyata jarum jam sudah hampir menunjukkan pukul 11.00. Akhirnya kami memutuskan untuk pulang sambil membawa kenangan indah di Candi Ijo.
![]() |
bekas reruntuhan candi |
![]() |
bongkahan batu-batu yang berserakan |
![]() |
penjelasan tentang Candi Ijo |
Ketika saya memasang foto-foto di Candi Ijo sebagai Profil Picture saya di BBM, banyak teman-teman saya yang bertanya itu di mana bagus sekali pemandangannya? Ternyata masih banyak yang belum tau tentang Candi Ijo ini meskipun mereka asli Jogja. Jadi mari kita ramai-ramai "Wisata ke Sleman".
Komentar
Posting Komentar